Setsubun (節分, pembagian musim) adalah nama perayaan sekaligus istilah yang
digunakan di Jepang untuk hari sebelum hari pertama setiap musim. Dalam satu
tahun terdapat 4 kali hari pertama setiap musim: risshun, rikka, rishū, dan rittō. Sekarang hanya
digunakan untuk menyebut hari sebelum risshun
(hari pertama musim semi) sekitar tanggal 3 Februari, sedangkan hari-hari
setsubun yang lain sudah terlupakan.
Ada beberapa
tradisi yang dilakukan pada festival ini, yaitu:
- Melempar kacang
Kacang kedelai yang sudah disangrai matang
dilempar-lemparkan ke arah pemeran "oni". Yang merupakan perlambang
keinginan bebas dari penyakit dan selalu sehat sepanjang tahun. Oni korban
lemparan kacang dipercaya akan lari karena kesakitan dengan dilempari kacang.
Orang juga memakan kacang kedelai dalam jumlah yang sama dengan usia orang
tersebut.
Kacang dilempar-lemparkan sambil mengucapkan mantera
"Oni wa soto, fuku wa uchi" (Oni ke luar, keberuntungan ke
dalam). Di beberapa daerah yang memiliki kuil yang dipercaya ditinggali oni,
mantera dibalik menjadi "Oni wa uchi, fuku wa soto (Oni ke dalam,
keberuntungan ke luar)," atau kedua-duanya diminta masuk ke dalam. Di
rumah yang ditinggali orang yang memiliki nama keluarga dengan aksara
kanji"Oni"(鬼, jin) seperti "Onizuka" atau
"Kitō," mantera juga tidak mengusir
"Oni" ke luar.
Di sekolah-sekolah dasar, upacara melempar
kacang dilakukan murid berusia 12 tahun yang memiliki shio yang sama dengan shio untuk tahun itu. Kuil
agama Buddha dan Shinto yang bekerja sama dengan taman kanak-kanak dan tempat
penitipan anak mengadakan upacara melempar kacang oleh chigo
(anak-anak kecil yang dirias) dan miko (pelayan wanita). Kuil
besar mengadakan acara melempar kacang yang dilakukan orang terkenal.
Bungkusan kacang keberuntungan dilemparkan ke tengah-tengah khalayak ramai
untuk ditangkap atau dipungut.
- Makan sushi
Di daerah Kansai
terdapat tradisi makan sushi
yang disebut ehōmaki. Sushi
dimakan tanpa berhenti sambil menghadap ke arah mata angin
tempat bersemayam dewa keberuntungan untuk tahun tersebut. Sushi dipegang
dengan kedua belah tangan dan orang yang sedang makan dilarang berbicara sampai
sushi habis dimakan.
Kebiasaan ini konon sudah dimulai di akhir zaman Edo
atau awal zaman Meiji.
Di awal zaman Showa,
iklan
tradisi memakan sushi di hari setsubun (marukaburi
zushi) mulai dipasang pedagang sushi di Osaka agar orang mau membeli
sushi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar